Social Icons

Pages

Senin, 26 Maret 2012

Tujuh Jurus Samurai Jadi Penulis


Lagi nyobaa ngedit-edit template blog, eh tiba2 lagi pengen nulis sesuatu, tapi bingung mau nulis dari mana and apa yang mau dituliss (idea terlalu banyak see, hehe). Kemudian terlintas untuk mencari suntikan motivasi buat nulis, mumpung lagi online, tanya ke paman Google kayaknya lebih enakk,, setelah butuh waktu lama untuk mencarinya (karena terlalu banyak blog yg harus dibaca dan banyak yang gag pass ma jalan pikiran guee, hehe), melalui sedikit perjuangan, akhirnya dapet tulisann ini,, judulnya "Tujuh Jurus Samurai Jadi Penulis" karya blogger Eni,,

Yukk nyobaa kitaa urai satu persatu (kyak ngurai benang kusut, haha geje) Tujuh Jurus Samurai-nyaa,,,
Lhohh kog langsung to the point, kenalan dulu yaa, apa itu tujuh jurus Samurai dan kenapa kog diberi nama jurus samurai. Ada yang tau gag knapa? pasti banyak yang tahuu, 
Diberi nama samurai karena beberapa hal:

  1. yang pertama, menurut guee karena samurai itu tajam sehingga filosofinya dalam menulis adalah kita diajari buad menjadi seorang penulis yang tajam, tajam di dalam menganalisa sesuatu dan tajam di dalam menuangkannya dalam bentuk tulisann,,, (bener kan, geje)
  2. yang keduaa, hemm, karena Samurai itu dari negara jepang, Jadi motivasi untuk menulis dalam artikel ini, semuanya diambil dari ajaran-ajaran yang ada di dalam budaya bangsa Jepang, Bangsa yang lagi jadi Macan Asia saat ini,, (Indonesia kapan yaa jadi Macan Asia?? ), Melalui filosofi hidup bangsa jepang itulah kemudian diambil inti ajarannya yang kemudian diterapkan didalam dunia tulis menulis,,
    Ngomongin tentang jepang gue jadi keinget kejadiaan tadi siang, pass lagi mau kuliah, guee gag sengaja lagi diskusi ma temen. Temen gue bilang kalo Malas itu adalah penyakitnyaa orang Indonesiaa. Emm, guee kemudiaan mikir2 nyobaa ngerenungin pernyataan itu. Setelah guee pikir2, kalo menurut guee sihh, malah kebalik mahh, Malas itu bukan jadi penyakit di Indonesia, kalau jadi penyakit mah maka gag ada orang indonesia yang mau malass, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang bedaa (masihh banyak orang Indonesiaa yang malass termasuk kita juga, maybee,, habis ini wajib introspeksi diri nie). Dan ngelanjutin argument guee, malah kalau di negara Jepang malas itu jadi penyakit. Jadi banyak orang jepang yang gag males, gara-garanya gag mau sakit (kalau sakit biayaa berobat kann mahal, hehe). lahh jadi ngomongin tentang males,, mungkin ntar bisaa bikin postingan khusus bahas males ntar. Biar tambah asyik diskusinyaa,, iyyaa kann....

okeyy by the way,, mungkinn dua alasan ini udah ckupp untuk menjawabb, pertanyaaan yang diawali oleh kata mengapaa ato kenapa? (geje), hehehe

okeey dah, langsung aja yukk ke TKP,,

  • yupps yg pertama adalah jurus KAIZEN
Orang Jepang memiliki filosi andalan, salah satunya adalah “jurus Kaizen” yang dalam bahasa Jepang–Kai berarti perubahan, sedangkan Zen berarti baik. Jurus ini juga dapat kita adaptasi di dalam memompa “semangat menulis”, yaitu usaha kerja keras kita di dalam berusaha “terus menerus” mengasah kemampuan menulis agar mencapai tingkat kemampuan menulis yang lebih baik.
  • lanjut Jurus Kedua yakni Makoto
Dalam bahasa Jepang Makoto berarti “berjuang dan bersungguh-sungguh” yang menjunjung tinggi kemurnian untuk menulis menghasilkan karya bukan dengan tujuan untuk menonjolkan diri sendiri tetapi menulis untuk mengasah kemampuan diri di dalam mengadaptasikan sebuah ide biasa-biasa saja menjadi menjadi ide luar biasa lewat bahasa tulisan melalui kemampuan menulismu.

  • Jurus Ketiga BUSHIDO
Orang Jepang sangat menghayati semangat yang satu ini yang diwarisi secara turun temurun. Bushido berasal dari kata Bu berarti “senjata’, dan Shi berarti ‘orang’ dan Do berarti ‘ jalan’. Yang berarti sebuah proses belajar tidak kenal lelah dan mau melakukan perbaikan.


  • Jurus Keempat GENCHI GENBUTSU
Dalam bahasa Jepang jurus Genchi Genbutsu bermakna kemauan keras untuk belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan. Di dalam menulis khususnya bagi pemula, banyak mengalami berbagai hambatan, mulai dari hambatan kurang memahami kepadanan bahasa yang hendak ditulis, tidak mengetahui bagaimana cara penulis saat pertama kali kalimat apa yang harus dituangkan ke dalam kalimat pertama dan sebagainya.
Untuk mencapai sukses belajar menulis dan menjadi penulis yang sukses adalah kemauan untuk terus belajar dan mempelajari satu persatu masalah dalam menulis yang dihadapi, jangan putus asa dan jangan pernah berhenti menulis karena jika kita sudah berhenti menulis maka sehebat apa pun ide yang ada di benak Anda akan menjadi sia-sia karena tidak akan pernah menjadi sebuah tulisan yang dapat memberi manfaat bagi orang lain

untuk jurus selanjutnyaa bersambung yaa,, (kayakk sinetron ajaaa, hahaha lagi2 gejee) lagi banyakk tugaass niee, derita mahasiswaa,,,, hahaha

sumber: lifestyle.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar